Desa Ciboleger, jam 11.30 WIB
patung selamat datang di desa Ciboleger |
Akhirnya, kami sampai di tempat tujuan, Desa Ciboleger. Kami pun turun dari angkot yang kami naiki, dan bersyukur bisa sampai di tempat itu. Di Desa Ciboleger itu kami disambut patung yang besar bertuliskan “SELAMAT DATANG KE DESA CIBOLEGER”. Di atas benda yang berbentuk tabung terdapat empat patung manusia yang berpenampilan khas suku Baduy.
Setelah sampai, kami beristrirahat dan makan siang dulu sebelum ke kampung Baduy. Setelah itu, saya dan teman-teman angkut tas besar dan berat layaknya mau hiking ke gunung dari tempat desa Ciboleger menuju ke desa Kanekes (kampung Baduy) yang jalannya menanjak melewati perkampungan desa Ciboleger.
Desa Cibologer yang menjadi tempat tujuan awal ke kampung Baduy Luar yang berada di desa Ciboleger itu berada di atas bukit yang dikelilingi pepohonan hutan hijau yang agak lebat, tetapi ada beberapa hektar hutan yang pohon-pohon ditebang di sekitar hutan desa Kanekes.
Sebelum ke desa Kanekes, kami singgah dulu di penginapan untuk mau sholat dhuhur dan ke kamar mandi dulu. Setelah itu, kami menuju ke desa Kanekes. Ketika sampai di desa Kanekes, saya sempat membaca peraturan-peraturan yang harus diketahui dan dipatuhi para pengunjung ke kampung Baduy yang ada di atas spanduk besar dipasang di pintu masuk ke desa Kanekes. Ketika masuk ke desa Kanekes, saya baru tahu ternyata desa Kanekes itu ternyata kampung Baduy Luar.
Setelah sampai di desa Kanekes (tempat kampung Baduy Luar), saya pun terkesan melihat rumah-rumah masyarakat Baduy Luar yang sederhana. Rumah-rumah di kampung Baduy Luar berjenis rumah panggung yang terbuat dari anyaman bambu yang memakai teknik menganyam, untuk pondasi rumah juga terbuat dari batang bambu dan kayu yang terdapat di hutan sekeliling kampung tersebut. di dalam rumah terdapat hanya 3-4 ruangan yang dipakai dan kamar mandi tersedia air bersih yang disalurkan ke tiap rumah menggunakan selang dan kran yang terpasang di ujung selang.
rumah-rumah Baduy Luar |
perkampungan Baduy Luar |
smlie ? smile hehe |
look, Aida lagi menulis di teras rumah Baduy Luar |
kegiatan kami di kampung Baduy Luar |
wawancara dengan orang Baduy |
foto bareng teman-temanku :) |
Di kampung Baduy Luar yang terletak di Desa Ciboleger sudah berkehidupan modern seperti layaknya kehidupan modern yang dijalani oleh orang luar yang berkebudayaan modern, walaupun kampung Baduy Luar di desa Kanekes sudah berkehidupan modern atau tersentuh kebudayaan luar, kehidupan mereka tetap terkesan sederhana, tetapi di kampung itu masih tidak ada listrik, hanya menggunakan lampu pertomak atau lampu minyak tanah sebagai penerang di malam hari. Jalanan di kampung Baduy Luar yang pertama kali ditempati masih terbuat dari batu-batuan, sedangkan di bagian bawah rumah Baduy Luar berlapisan tanah warna coklat kemerahan.
Kami berkeliling dari rumah ke rumah yang ada di kampung Baduy Luar untuk meneliti benda-benda kriya hasil kerajinan tangan masyarakat Baduy, mengambil data berupa foto dan wawancara dengan orang asli Baduy termasuk pengrajin kriya Baduy sampai ketika sudah mulai senja. Saya bersama teman-teman sesame perempuan menginap di salah satu rumah yang memiliki warung yang menjual oleh-oleh sekaligus teman kenalan dosen kami.
Di saat sedang melakukan beberapa kegiatan tersebut, kami juga membeli oleh-oleh berupa hasil buah tangan buatan masyarakat Baduy berupa kain tenun, selendang tenun, dan kain batik. Ketika sedang membeli oleh-oleh, kami sempat bercanda dengan penjual oleh-oleh.
Inilah dialog percakapan kami dengan ibu penjual =
Saya : wah, ada apa ini yah ?
Anggi : ini lagi beli oleh-oleh
Saya : sekarang beli oleh-oleh, bukannya bisa besok lusa sebelum kita pulang ke Jakarta ?
Nizar : belum tentu, katanya besok kita bakal pindah ke kampung Baduy lain
Saya : masa bener ?
Nizar : iya bener. Beli oleh-oleh sekarang saja deh
Latul : tuh bener, beli sekarang aja
Anggi : yapp
Saya : eehhmm, oke oke. Saya beli oleh-oleh sekarang aja
Anggi : yukk beli aja sekarang hahaha
Saya : Anggiiii… -,-
Nizar : hahahahahahaha
Saya : Latul, Aida.. kalian beli apa saja ?
Aida : saya beli selendang tenun hehe
Latul : saya beli selendang tenun juga
Saya : hmm… saya juga mau beli dulu, saya ambil dompet dulu yaa
Setelah ambil dompet yang isinya ada 300 ribu.
Saya : selendang tenun ini berapa ?
Nizar : ini harganya 70 ribu, nis
Saya : wah, mahal banget, lalu kain tenun tebal ini berapa ?
Nizar : coba tanya ke ibu penjual ya
Saya : oke sip deh. Bu, berapa rupiah kain tenun ini ?
Bu Penjual : harganya 250 ribu
Saya : wah mahal banget juga yaa, uangku cuma tinggal 250 ribu, itung-itung buat ongkos pulang
Anggi : mahal ya, kalo saya mampu beli Iphone lho
Saya : masa ?? :3
Anggi : iya bener lho
Nizar : yap benar haha
Saya : eeeeehhhhhhhhhh…. @_@ -,-
Selanjutnya saya bersama teman-temanku dan ibu penjual tertawa terbahak-bahak dan ngobrol sesuatu yang sangat kocak dan lucu banget. Hahahaha
Saya akhirnya membeli 1 selendang tenun buat saya sendiri, 1 kain batik Baduy buat ibu saya, dan 1 kaos abu-abu buat adik laki-laki saya.
alat-alat tenun Baduy |
selendang tenun Baduy |
kain-kain tenun Baduy |
kain tenun Baduy yang panjangnya 2 meter harganya 250 ribu |
batik khas baduy |
motif songket di kain tenun Baduy |
kain polos baduy warna putih terbuat dari kapas |
pengrajin wanita Baduy |
1 selendang tenun harganya 70 ribu |
juga berjualan souvenir Baduy dan madu hutan |
tas Koja, selendang tenun, kain tenun, dan kain batik Baduy |
baju koko hitam Baduy Luar disebut jamang kampret |
juga berjualan kaos |
juga berjualan gelang anyaman terbuat dari kulit kayu pohon teureup |
Tibalah di malam hari, kami akan tidur di atas lantai rumah terbuat dari bambu beralaskan tikar plastik dan lengkap ada beberapa bantal. Saat mau tidur, tiba-tiba kami dibangunkan ada bincang-bincang malam sama dosen sambil menceritakan pengalaman apa saja di kampung Baduy Luar. Ketika selama itu berlangsung, aku tidak bisa melihat apapun soalnya di kampung Baduy tidak ada listrik, yang ada Cuma lampu petromax dan senter saja. Tapi kali ini cuma memakai senter saja. Setelah itu, dilanjutkan tidur lagi, tapi kemudian dibangunkan lagi untuk makan malam. Setelah itu tidur lagi, yawwwwwnnnn....
bersambung